Sebuah kreativitas yang dipadu dengan ketrampilan menjadikan sebuah hasil karya kerajinan kayu, yang kini digeluti seorang warga Magelang. Produk kerajinannya pun membanjiri sejumlah objek wisata di sekitar Borobudur maupun toko suvenir di Yogyakarta.
Melimpahnya bahan baku berupa kayu sengon, benar - benar dimanfaatkan Dani (34) warga Dusun Prembulan, Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, menjadi mainan yang menarik. Potongan kayu yang dibentuk hewan itu, diukir menggunakan solder yang menyerupai goresan hiasan kain batik.
"Motif mainan, tergantung hewannya yang mau diukir menggunakan solder bermotif batik. Jika mainan harimau, maka goresan solder disesuaikan dengan belang harimau," ujar Dani saat ditemui di Sanggar Mekar Mandiri Kayu Solder di Jalan Borobudur - Salaman, Magelang baru - baru ini.
Usaha membuat mainan bermotif hewan kayu solder, dilakukan sejak tahun 2005 hingga kini. Permintaan hasil karyanya terus mengalami peningkatan. Meski harus diakui tingkat persaingan hasil kerajinan semakin ketat, dengan beragamnya jenis kerajinan tangan. "Setiap hari, kami bisa menghasilkan antara 5 - 10 mainan," jelas Dani.
Sedangkan hasil karyanya, antara lain hewan harimau, ayam, bebek, gajah, komodo, ular dan lainnya. Ukuran mainan yang di cat menggunakan pewarna alami dari panas solder itu, tergantung permintaan. Jika ada pesanan harus membuat hewan ukuran besar, tentu saja itu merupakan peluang yang harus mendapat pelayanan.
Namun sebagian besar, permintaan mainan hiasan adalah hewan harimau, gajah dan komodo. Karena hewan tersebut, memang menarik untuk dijadikan hiasan rumah. "Pada prinsipnya, mainan dibikin sesuai permintaan konsumen," jelasnya.
Sedangkan harganya bervariasi, tergantung besar kecilnya mainan. Jika ukuran besar, harganya dipatok Rp 50.000. Untuk ukuran kecil dijual Rp 5.000 hingga Rp 15.000. Sistim pemasarannya, masih dilakukan secara tradisional, yakni dititipkan ke toko suvenir, baik di kawasan objek wisata Candi Borobudur dan sejumlah objek di Yogyakarta.
Saat ini, lanjutnya, permintaan cukup besar justru di Yogyakarta, karena ada beberapa toko suvenir yang kehabisan stok mainan yang terbuat dari kayu sengon dikuir menggunakan solder. "Pemasaran masih sekitar Borobudur dan Yogyakarta, rencananya mau mengembangkan di Bali dan Jawa Barat," katanya.
Cara pembuatan mainan, kayu sengon setelah dipotong dan dibentuk menyerupai hewan yang diinginkan, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kayu benar - benar kering, baru dihias menggunakan solder yang dibentuk sesuai asli kulit hewan, ada juga yang diberi motif hiasan batik.
Melimpahnya bahan baku berupa kayu sengon, benar - benar dimanfaatkan Dani (34) warga Dusun Prembulan, Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, menjadi mainan yang menarik. Potongan kayu yang dibentuk hewan itu, diukir menggunakan solder yang menyerupai goresan hiasan kain batik.
"Motif mainan, tergantung hewannya yang mau diukir menggunakan solder bermotif batik. Jika mainan harimau, maka goresan solder disesuaikan dengan belang harimau," ujar Dani saat ditemui di Sanggar Mekar Mandiri Kayu Solder di Jalan Borobudur - Salaman, Magelang baru - baru ini.
Usaha membuat mainan bermotif hewan kayu solder, dilakukan sejak tahun 2005 hingga kini. Permintaan hasil karyanya terus mengalami peningkatan. Meski harus diakui tingkat persaingan hasil kerajinan semakin ketat, dengan beragamnya jenis kerajinan tangan. "Setiap hari, kami bisa menghasilkan antara 5 - 10 mainan," jelas Dani.
Sedangkan hasil karyanya, antara lain hewan harimau, ayam, bebek, gajah, komodo, ular dan lainnya. Ukuran mainan yang di cat menggunakan pewarna alami dari panas solder itu, tergantung permintaan. Jika ada pesanan harus membuat hewan ukuran besar, tentu saja itu merupakan peluang yang harus mendapat pelayanan.
Namun sebagian besar, permintaan mainan hiasan adalah hewan harimau, gajah dan komodo. Karena hewan tersebut, memang menarik untuk dijadikan hiasan rumah. "Pada prinsipnya, mainan dibikin sesuai permintaan konsumen," jelasnya.
Sedangkan harganya bervariasi, tergantung besar kecilnya mainan. Jika ukuran besar, harganya dipatok Rp 50.000. Untuk ukuran kecil dijual Rp 5.000 hingga Rp 15.000. Sistim pemasarannya, masih dilakukan secara tradisional, yakni dititipkan ke toko suvenir, baik di kawasan objek wisata Candi Borobudur dan sejumlah objek di Yogyakarta.
Saat ini, lanjutnya, permintaan cukup besar justru di Yogyakarta, karena ada beberapa toko suvenir yang kehabisan stok mainan yang terbuat dari kayu sengon dikuir menggunakan solder. "Pemasaran masih sekitar Borobudur dan Yogyakarta, rencananya mau mengembangkan di Bali dan Jawa Barat," katanya.
Cara pembuatan mainan, kayu sengon setelah dipotong dan dibentuk menyerupai hewan yang diinginkan, kemudian dijemur hingga kering. Setelah kayu benar - benar kering, baru dihias menggunakan solder yang dibentuk sesuai asli kulit hewan, ada juga yang diberi motif hiasan batik.